RESENSI BUKU
Judul Buku : Makanan Untuk Otak
Penulis : Lorraine Perreta dan Oona van den Berg
Alih Bahasa : Shinta Teviningrum
Penerbit : Erlangga
Jumlah Halaman : 128 halaman
ISBN : 979-781-080-1
Tahun Terbit : 8 Juli 2006
Hak Terjemahan : 2005
ISI YANG PENTING DAN MENARIK
Otak merupakan bagian tubuh paling lengkap . Tidak hanya mengatur berpikir, berkomunikasi, dan mental, otak juga menjadi pusat kendali segala hal, dari fungsi sederhana, seperti detak jantung dan kegiatan bernafas, hingga fungsi yang kompleks, seperti dorongan seks, ingatan, dan suasana hati. Sepanjang hidup, otak terus sibuk menerima rangsangan, mengolah dan menyimpan informasi, mengembangkan pikiran dan emosi, serta menyimpan memori. Nutrisi yang kita konsumsi sangat diperlukan untuk menjaga agar otak dapat bekerja dengan optimal.
Selain air, otak manusia memerlukan protein, karbohidrat, lemak, vitamin, dan mineral agar otak bekerja optimal. Setiap nutrisi utama utama tersebut berperan penting untuk memberi makan otak. Setiap nutrisi juga dapat dikaitkan dengan sumber makanan yang mudah didapat. Kita perlu belajar mengetahui makanan yang baik untuk otak dan memperbaiki pola makan dengan mengonsumsi bahan pangan penguat otak tersebut.
Agar otak bekerja maksimal, kita perlu memasok nutrisi yang tepat. Ternyata, hali ini tidak semudah yang dibayangkan. Pertama, proses produksi, penyimpanan, dan pengolahan makanan dapat mengurangi nilai gizi. Kedua, bahan kimia dan bahan lainnya dapat pula merampas nutrisi di dalam tubuh dengan menganggu proses pengolahan dan penyerapan makanan. Terakhir, jenis makanan yang sebenarnya sangant baik, bergizi, dan bermanfaat justru menimbulkan reaksi alergi pada sekelompok orang.
Ada banyak kontrovesi tentang konsep kecerdasan. Ada kelompok orang yang berpendapat bahwa kecerdasan terprogram secara genetik , sedangkan kelompok lain berpikiran bahwa kecerdasan dapat dipupuk dengan meningkatkan lingkungan pendidikan. Kini, melalui bukti-bukti ilmiah dapat disimpulkan bahwa pola makan berperan penting dalam peningkatan IQ. Siswa dari berbagai kelompok umur harus mengubah pola makan agar otak mendapat nutrisi yang tepat.
Saat tubuh mulai menua, terjadilah sejumlah perubahan, baik yang kasat mata, seperti munculnya uban atau kerutan di kulit, maupun yang tidak terlihat. Ada yang merasa tidak mampu berpikir dan mempelajari hal baru setajam atau secepat sebelumnya. Keluhan yang paling sering muncul adalah makin pelupa. Meski dalam kasusu paling ekstrem, buruknya memori bisa disebabkan oleh penyakit alzheimer atau demensia, kini masalah memori umumnya dipahami sebagai kurangnya pasokan gizi melalui makanan.
Dewasa ini, stress sering dipandang sebagai penyakit sehari-hari, namun sesungguhnya kemampuan mengatasi stress merupakan faktor dasar yang menentukan daya hidup manusia selama berabad-abad. Di zaman prasejarah, reaksi “lawan-atau-kabur” membantu manusia untuk mengatasi situasi yang mengancam hidupnya. Bentuk stress di zaman sekarang memang berbeda. Cara mengatasi stress yang dulu dianggap tepat justru menyedot zat gizi didalam tubuh. Karena itu, mengonsumsi makanan dengan nutrisi yang tepat akan membantu mengatasi perubahan tingkat zat gizi tersebut.
BAHASA PENERJEMAH
Dalam buku ini penerjemah menggunakan bahasa yang komunikatif, sehingga pembaca bisa memahami buku ini utuh.
KEUNGGULAN
Cover buku ini sangat interesting , gambar begitu mewakili isi buku tentang pemilihan makanan untuk otak , pemilihan kertas juga tepat , serta dilengkapi glosarium. Buku ini juga dilengkapi dengan resep masakan yang dapat memberikan panduan agar otak kita tercukupi asupan gizinya.
KELEMAHAN
Kelemahan di buku ini adalah resep resep yang disajikan memiliki banyak ingridients yang sulit untuk dijumpai di Indonesia
KESIMPULAN
Buku ini layak di baca karena kita bisa lebih tahu tentang bagaimana untuk memaksimalkan kinerja otak kita serta gizi dan makanan apa yang tepat untuk mencapai hal tersebut .
http://tik.uny.ac.id/
https://www.uny.ac.id/
http://library.uny.ac.id/sirkulasi/